BUDIDAYA
SEMANGKA
Semangka
merupakan tanaman yang sangat bermanfaat untuk kesehatan karena banyak
mengandung banyak air dan serat. Oleh karena itu perlu kita membudidayakan
tanaman tersebut dengan memperhatikan jarak tanam yang sesuai dengan petunjuk tekhnis,
agar mendapatkan hasil buah yang berlimpah. Disamping jarak tanam kita
juga memperhatikan keadaan iklim dan curah hujan yang rendah.
Menurut
penelitian, nilai gizinya cukup tinggi. Namun buah "semangka" 21 %
terdiri dari air. Namun buah "semangka" juga terkenal sangat segar.
Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah. Hal
ini disebabkan antara lain karena tanah yang keras, miskin unsur hara dan
hormon, pemupukan yang tidak berimbang, serangan hama dan penyakit tanaman,
pengaruh cuaca /iklim, serta teknis budidaya petani.
Syarat
tumbuh tanaman semangka diantaranya adalah curah hujan ideal 40-50 mm/bulan, seluruh
areal pertanaman perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam, suhu
optimal ± 250 C. Semangka cocok ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 600
m dpl, kondisi tanah cukup gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan
tanah kebun/persawahan yang telah dikeringkan. Cocok pada jenis tanah geluh
berpasir dengan keasaman tanah (pH) 6 - 6,7.
A.
Pembibitan
Semangka
a.
Pupuk
Kandang sebanyak 25-50 kg dicampur dengan tanah untuk lahan 1000 m2. Diamkan +
1 minggu di tempat teduh dengan selalu menjaga kelembabannya dan sesekali
diaduk (dibalik).
b.
Campurkan
tanah halus (telah diayak) 2 bagian atau 2 ember (volume 10 lt), pupuk kandang
matang yang telah diayak halus sebanyak 1 bagian atau 1 ember, TSP (± 50 gr)
.
c.
Masukkan
media semai ke dalam polybag kecil 8x10 cm sampai terisi hingga 90%.
2. Teknik Perkecambahan Benih Semangka
Benih dimasukkan ke dalam kain lalu
diikat, kemudian direndam dalam ramuan : 1 liter air hangat suhu 20-250C + 1
sendok POC NASA (direndam 8-12 jam). Benih dalam ikatan diambil, dibungkus
koran kemudian diperam 1-2 hari. Jika ada yang berkecambah diambil untuk
disemaikan dan jika kering tambah air dan dibungkus kain kemudian dimasukkan
koran lagi. Berikut adalah gambar bibit semangka yang baru ditanam.
3. Semai Benih dan Pemeliharaan Bibit
a.
Media semai disiram air bersih
secukupnya. Benih terpilih yang calon akarnya sudah sepanjang 2-3 mm, langsung
disemai dalam polybag sedalam 1-1,5 cm.
b.
Kantong persemaian diletakkan berderet
agar terkena sinar matahari penuh. Diberi perlindungan plastik transparan,
salah satu ujung/pinggirnya terbuka.
c.
Penyiraman 1-2 kali sehari. Pada umur
12-14 hari bibit siap ditanam.
B.
Pengolahan
Media Tanam
1.
Pembukaan Lahan
Pembajakan sedalam + 30 cm, dihaluskan
dan diratakan. Bersihkan lahan dari sisa-sisa perakaran dan batu. Pembentukan
Bedengan Lebar bedengan untuk menanam semangka adalah 6-8 m, tinggi bedengan
minimum 20 cm.
2.
Pengapuran Penggunaan
Kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5
diperlukan 150-200 kg dolomit , pH 5-6 dibutuhkan 75-150 kg dolomit dan pH
>6 dibutuhkan dolomit sebanyak 50 kg.
3.
Pemupukan Dasar
Pupuk kandang 600 kg/ha, diberikan pada
permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam. Pupuk anorganik berupa
TSP (200 kg/ha), ZA (140 kg/ha) dan KCl (130 kg/ha).
C.
Teknik
Penanaman Semangka
1.
Pembuatan Lubang Tanaman Semangka
Dilakukan Satu minggu
sebelum penanaman dengan kedalaman 8-10 cm. Berjarak 20-30 cm dari tepi
bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 90-100 cm. Waktu. Berikut gambar
semangka yang sudah selesai ditanam. Bedengan perlu disiangi, disiram dan
diberi plastik mulsa dengan lebar 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan
tumbuhnya tanaman liar. Di atas mulsa dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm
untuk perambatan semangka dan peletakan buah.
2.
Penanaman Semangka
Penanaman sebaiknya pagi
atau sore hari kemudian bibit disiram hingga cukup basah.
D.
Pemeliharaan
Tanaman Semangka
1.
Penyulaman Semangka
Sebaiknya dilakukan 3 -
5 hari setelah tanam.
2.
Penyiangan Semangka
Tanaman semangka cukup
mempunyai dua buah saja, dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak.
Dipelihara 2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada
ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2
helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah dipotong karena
mengganggu pertumbuhan buah. Berikut gambar cara penyiangan kebun semangka.
3.
Perempelan Semangka
Dilakukan perempelan
tunas-tunas muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah
semangka yang sedang berkembang.
4.
Pengairan dan Penyiraman Semangka
Pengairan melalui
saluran diantara bedengan atau digembor dengan interval 4-6 hari. Volume
pengairan tidak boleh berlebihan.
5.
Pemupukan Semangka
a.
Pemupukan satu minggu setelah tanam : ZA
= 40 Kg/Ha TSP = - Kg/Ha KC = l40 Kg/Ha
b.
Pemupukan tanaman semangka dua minggu
setelah tanam ZA = 120 Kg/Ha TSP = 85 Kg/Ha KC = 170 Kg/Ha
c.
Pemupukan tanaman semangka saat tanaman
bunga ZA = 130 Kg/Ha TSP = - Kg/Ha KC = 30 Kg/Ha
6.
Pemangkasan Buah
Pilih buah yang cukup besar,
terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman, bentuk baik dan tidak cacat.
Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di pangkas. Semenjak
calon buah ± 2 kg sering dibalik guna menghindari warna yang kurang baik akibat
ketidakmerataan terkena sinar matahari.
E.
Hama dan
Penyakit Tanaman Semangka
1.
Hama Tanaman Semangka
a.
Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut badan
beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan
berkembang biak. Pengendalian: semprotkan Natural BVR atau Pestona.
b.
Ulat
Perusak Daun Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning,
gejala : daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh
seperti berlubang. Pengendalian: dilakukan penyemprotan Natural Vitura atau
Pestona.
c.
Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil
mengisap cairan tanaman. Tandanya, tampak jaring-jaring sarang binatang ini di
bawah permukaan daun, warna dedaunan akan pucat. Pengendalian: semprot Natural
BVR atau Pestona.
d.
Ulat
Tanah Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm,
aktif merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama
tunas-tunas muda, ulat dewasa memangsa pangkal tanaman. Pengendalian: (1)
penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan untuk memutus siklus
hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2) pengendalian
dengan penyemprotan Natural Vitura/Virexi atau Pestona.
e.
Lalat
Buah Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan
bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan : terdapat bekas luka
pada kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam
dan terlihat memar. Pengendalian : membersihkan lingkungan, tanah bekas hama
dibalikan dengan dibajak/dicangkul, pemasangan perangkap lalat buah dan semprot
Pestona.
2.
Penyakit Tanaman Semangka
a.
Layu Fusarium Penyebab:
lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu lembab).
Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur.
Pengendalian: (1) dengan pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan,
menanam pada areal baru yang belum ditanami, (2) pemberian Natural GLIO sebelum
atau pada saat tanam.
b.
Bercak Daun Penyebab: spora bibit
penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang. Gejala: permukaan daun
terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi coklat akhirnya mengering
dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu.
Pengendalian: seperti pada penyakit layu fusarium.
c.
Antraknosa Penyebab: seperti penyakit
layu fusarium. Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah
warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan
berwarna merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas. Pengendalian: seperti
pengendalian penyakit layu fusarium.
d.
Busuk Semai Menyerang pada benih yang
sedang disemaikan. Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah
kemudian mati. Pengendalian: pemberian Natural GLIO sebelum penyemaian di media
semai.
e.
Busuk Buah Penyebab: jamur/bakteri
patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif setelah buah mulai
dipetik. Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik
selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu
siang hari tidak berawan/hujan. f. Karat Daun Penyebab: virus yang terbawa
oleh hama tanaman yang berkembang pada daun tanaman. Gejala: daun melepuh,
belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan timbul rekahan
membujur pada batang. Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida alami belum
mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia. Agar penyemprotan pestisida kimia
dapat merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata
AERO 810 dengan dosis + 5 ml ( 1/2 tutup)/tangki.
F.
Panen
Tanaman Semangka
1.
Ciri
dan Umur Panen
a.
Umur panen setelah 70-100 hari setelah
penanaman.
b.
Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna
buah, dan batang buah mulai mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
2.
Cara Panen
a.
Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah sehingga buah dalam kondisi kering permukaan kulitnya, dan
tahan selama dalam penyimpananan ataupun ditangan para
pengecer.
b.
Sebaiknya pemotongan buah semangka
dilakukan beserta tangkainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar