BUDIDAYA
TANAMAN CABAI
Langkah-Langkah
Kegiatan
1.
Persiapan/Pengolahan
Lahan
2.
Persemaian
3.
Penanaman
4.
Perlindungan
& Perawatan Tanaman
5.
Panen
Persiapan Lahan
1)
Tanaman
cabai memerlukan tanah yang subur,
gembur, dengan drainase yang baik
2)
Tanah
perlu diolah dengan jalan membajak atau mencangkul.
3)
Diberi
pupuk kandang (dicampur merata),
4)
Selanjutnya
tanah tersebut digulud. Lebar antara 120 – 160 cm
Persemaian
1)
Alat
dan Bahan yang. digunakan adalah kertas koran/kertas merang,
handuk, dan hand sprayer
2)
Benih
ditebar merata pada kertas merang yang telah dibasahi, lalu digulung dan disimpan dalam suhu kamar
3)
Untuk
menjaga kelembaban, bisa disemprot air dengan Hand sprayer
4)
Benih
akan keluar radikulanya dalam waktu 4-7 X 24 jam, pindahkan ke media semai
memakai pinset
5)
Membuat
media semai yg. terdiri dari campuran cocopeat, kompos , dan NPK Grand-S15
(4:1:1) atau tanah, pasir, & kompos (1:1:1)
6)
Letakkan
dalam kantong plastik yang tingginya 8 cm dan diameter 3-4 cm dan telah diberi lubang drainase
7)
Kantong
plastik ditata di bedeng semai
8)
Biji
cabai disemaikan hingga pada umur 16 s/d 25 hari atau tanaman cabai sudah
berdaun 3 s/d 4 helai daun sempuna
9)
Persemaian
harus disiram setiap hari untuk menjaga kelembaban media tumbuh
10)
Untuk
mencegah gangguan cendawan/jamur, persemaian perlu disemprot dengan fungisida
belerang dengan konsentrasi 0.5 g/liter
11)
Untuk
mencegah serangan ulat, bibit dapat disemprot insektisida dengan konsentrasi 0.5 g/liter
Penanaman
1)
Bila
bibit sudah berumur 16 s/d 25 hari atau sudah berdaun 3 s/d 4, bibit cabai siap
ditanam
2)
Sebelum
tanam terlebih dahulu bibit cabai dicelupkan pada larutan fungisida dan
insektisida dengan ukuran 0,25 gr/lt (Benlate dan Agrimycin atau Bactomycin)
3)
Membuat
lubang tanam (ditugal) sedalam 8-10 cm
4)
Hati-hati
dalam merobek plastik kantong semai
5)
Jarak
tanam 60 cm X 50 cm (zig-zag)
Pemeliharaan
Kegiatan
pemeliharaan meliputi: Sulam,
Menyiang,
Wiwil tunas,
Ikat tanaman,
Pupuk susulan,
Pengairan,
Pengendalian Hama dan
Penyakit
1.
Sulam
:
Setelah tanaman
berumur 7-14 hari hst, tanaman yang
tidak bisa tumbuh dengan normal atau mati dilakukan penyulaman segera
mengunakan sisa bibit yang ada di persemaian.
2.
Menyiang
Penyiangan segera dilakukan setelah dilubang tanam tumbuh
gulma dengan cara mencabut. Bila diparit juga sudah tumbuh gulma perlu juga
dilakukan penyiangan dengan Herbisida Rambo 480 AS atau juga bisa disiang
mengunakan cangkul. Bila mengunakan Herbisida ujung nozzle diberi sungkup
agar tidak mengenai tanaman utama.
3.
Pewiwilan
Pewiwilan dilakukan pada tunas yang tumbuh dibawah
cabang Y atau cabang utama. Pewiwilan dilakukan agar mendapatkan pertumbuhan
tanaman yang optimal
4.
Ikat
tanaman
Saat tanaman berumur 10 – 15 hst tanaman perlu diikat. Pengikatan dilakukan dengan cara
mengikat bagian batang yang berada dibawah cabang utama dengan mengunakan tali plastik pada lanjaran
atau ajir.Pada umur 30 –40 dilakukan pengikatan ulang di atas cabang utama dan
selanjutnya pada saat tanaman mulai berbuah yaitu umur 50-60 hst untuk menopang
agar tanaman tetap berdiri tegak.
5.
Pemupukan
susulan
Mulai umur 7-50 hari setelah tanam; NPK Grand
S-15 4,5 Kg + ZA 6 kg + air sebanyak 300
lt (250 cc pupuk per tanaman.) Saat tanaman berumur 30 hst; pupuk tugal NPK 15
gr/tan. Umur 60 hari setelah tanam; NPK 15 kg + Grand K + 300
liter air (200 cc pupuk per tanaman) Untuk memacu pembentukan bunga dan buah; semprot pupuk
daun Gardena B/Fitomic(1,5-2,5 cc/liter)interval 10 –15 hari.
6.
Pengairan
Pengairan dilakukan tiap 3-5 hari sekali tergantung
pada kondisi lahan dengan cara digenangi atau leb.
Pada waktu melepas air harus
dilakukan dengan pelan – pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk .
7.
Pengendalian
hama
Pengendalian Hama dan
Penyakit dengan cara penyemprotan obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu
dapat dilakukan pada tanaman cabai merah berdasarkan konsepsi PHT. Dalam
konsepsi PHT, aplikasi pestisida merupakan alternatif terakhir jika cara
pengendlian non-kimia kurang efektif.
a. Ulat Tanah atau Agrotis ipsilon
b. Thrips
c. Ulat grayak atau spodoptera litura
d. Lalat buah atau Dacus verugenius
e. Aphids hijau/kutu daun
f. Tungau/mite
g. Nematoda puru akar